Sabtu, 28 Juni 2014

SEJARAH Singkat PERMATA di Tondano



Organisasi mahasiswa Toraja di Tondano berawal dari kegiatan rutin berkumpul, bertemu dan beribadah setiap mingggu sejak tahun 1992. Komitmen kebersamaan diantara mahasiswa Toraja tersebut diwujudkan pada tanggal 12 Mei 1994 dengan terbentuknya HIPMATOR (Himpunan Mahasiswa Toraja)yang berdasarkan persaudaaan dan kekeluargaan.
Pada tanggal 12 Februari 1997 HIPMATOR berubah nama menjadiKAPMATOR (Kerukunan Pemuda Dan Mahasiswa Toraja). Pada masa tersebut kepengurusan berjalan selama dua periode dan berada dibawah naungan KKT SULUT cabang Tondano.
Diawal tahun 1999 diadakan MUBES III KAPMATOR untuk memilih pengurus baru dan mubes merekomendasikan untuk merayankan “Pertemuan Raya Mahasiswa Toraja Se-Sulawesi Utara” serta membentuk panitia pelaksana pertemuan yang digagas oleh mahasiswa Toraja di Tondano tersebut bertujuan menghimpun dan menyatukan mahasiswa yang sementara menuntut ilmu di daerah Sulawesi Utara dalam satu payung organisasi. Pertemuan raya tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 maret 1999 dengan membentuk Organisasi Persaudaraan Mahasiswa Toraja Sulawesi Utara (PERMATA SULUT). Forum tersebut juga memilih pengurus pusat yang pertama yaitu Marthen Luter sebagai ketua umum dan Yonatan Kalua’ sebagai sekertaris umum. PERMATA SULUT terdiri atas 4 cabang masing-masing di wilayah dimana ada komunitas mahasiswa Toraja sementara menimbah ilmu yaitu cabang Manado, Mapalper, Airmadidi dan Cabang Tondano-Tomohon. Sesuai dengan rekomendasi Mubes KAPMATOR sebelumnya yakni dengan terbentuknya pengurus pusat tersebut maka dengan sendirinya wilayah Tondano-Tomohon menjadi menjadi cabang PERMATA SULUT.
Sebagai organisasi mahasiswa yang kader yang beranggotakan kaum intelektual muda yang berwawasan luas, PERMATA cabang Tondano-Tomohon sangat aktif dalam mengembangkan minat dan bakat lewat berbagai prorgram serta senantiasa tanggap dalam mencernati berbagai persoalan sosial kemasyarakatan. Pada masa tersebut pula organisasi ini banyak mengelorkan dan mengorbitkan kader-kader terbaiknya dalam organisasi kemahasiswaan lainnya.
Pada MUSCAB IV PERMATA SULUT cabang Tondano-Tomohon tanggal 23 maret 2003 forum sepakat untuk keluar/tidak bergabung lagi dengan PERMATA SULUT dan membentuk organisasi sendiri yaitu Perhimpunan Mahasiswa Toraja Sulawesi Utara (PERMATA SULUT) di Tondano.Keputusan tersebut diambil karena kevakuman kepengurusan pusat PERMATA SULUT dalam menjalankan roda organisasi dan juga sudah dua kali mengadakan MUBES yaitu MUBES I di GKB Unima dan di Politeknik pada tahun 2002 namun tidak menemui kata sepakat/kesepahaman untuk membangun komitmen bersama dan harus diakhiri dengan deadlook sidang.
Dari kronologis singkat PERMATA SULUT tersebut organisasi ini tidak luput dari dinamika dan problematika yang mengiringi perjalanan organisasi mahasiswa Toraja di Tondano untuk eksis mengembangkan visi misinya. Sebagi organisasi yang beranggotakan masyarakat ilmiah maka seluruh komunitas di dalamnya harus senantiasa terus belajar, berkarya, berinovasi, kreatif dan kritis, dalam berproses menjadi kader yahng militan dan potensial serta berkualitas di tengah arus globalisasi yang kompetitif. Oleh karena itu untuk memupuk rasa persaudaraan, dan kekeluargaan diantara sesama mahasiswa Toraja maka makna filosofi dalam semboyan “misa’ kada dipotuo pantan kada dipomate” akan senantiasa menjadi dasar membangun kebersamaan agar cita-cita bersama dalam oragnisasi dapat di capai.

Dibawakan dalam LKMM PERMATA SULUT tahun 2011
Penulis adalah mantan ketua PERMATA SULUT, anggota MPM UNIMA tahun 2003, Kabit Pend. Kader BEM UNIMA tahun 2004, ketua komisariat Ligua Franca tahun 2003 dan BPC GMKI Cab. Tondano tahun 2004-2006, korwil IKAT Alumni PERMATA di SULUT.

0 komentar:

Posting Komentar